10/01/2008
Sajak Syawal
Duhai,
Seindah apa jua tempat ini, oh, sungguh…
Daku tak ada cara untuk dapat berada di tempat lain..
Tempat manapun selain di sini
Lebih dari itu pulak….
Saya merindukan engkau, wahai rumah, wahai kampung halaman yang tak lagi jua saya miliki
Tempat di mana masakan lebih lezat dari tempat lain di dunia
Tempat di mana hamba dibuai, digodog, dan dilepas ke rimba
Tempat di mana bisa saya nikmati melodi suci dari bibir jernih ibunda
Tempat di mana kata-kata bertuah dapat berasal dan mimpi-mimpi bermakna dapat dimulai
Tempat di mana tak ada tempat yang lebih lapang dari sebentuk rangkaian papan sederhana itu
Tempat di mana segala keluh kesah akan mendapatkan jawaban dan marka
Tempat di mana bai’at hamba diperkenalkan dan senantiasa diperdengarkan
Tempat di mana terdapat obat dari segala macam kesakitan
Tempat di mana segala permohonan indah dapat terkabul
Tempat ke mana airmata kerinduan berarah tuju
Tempat di mana saya terlindung dan ingin pun melindungi
Tempat di mana ingin saya persembahkan bakti saya
Kepada jiwa-jiwa yang tak ada lebihnya saya kasihi selain mereka
Saya merindukan engkau, wahai ibunda, wahai kakangmas-mbakyu, dimas-diajeng, sanak-kerabat, handai-taulan
Semoga saya hadir dalam mimpi engkau, seperti engkau hadir dalam mimpi saya
Terimalah salam ‘aidil fitri
Dari ananda, kakangmas, dimas, sobat
Di nagari antah-berantah terbuai angin mentah, tempat hamba menganyam impian, merangkai jalan setapak
Tuhan, jangan biarkan jalan pulang ini tertutup oleh awan abu-abu atau beliung kehidupan
Ijinkan nama hamba selalu tertulis di jalan ini, menuju jalan pulang
Dengan rukh ‘Aidil Fithri yang berumur lebih dari 14 abad
Ampunkan kekhilafan hamba
Jogja, 1 Syawal 1429 Hijriah
Pendosa di ruang pesakitan hampa udara
Diposting oleh
Azes
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment