11/29/2008

Visit Vito 2008 (yaelah…)

Setelah beberapa bulan, Vito jauh beda : lebih cantik, lebih kompleks, lebih sejuk, dan lebih… friendly. Beberapa peralatan yang dulu belum ada, kini sudah nongkrong di dapur, ada label nomor meja yang imyut, dan tak ketinggalan layar TV lebar di ujung arah pandangan konsumen menuju kasir. Banyak hal keren yang saya lihat : orang-orang bekerja seolah-olah mereka berada di rumah (enjoy bangets..), konsumen disapa seolah-olah mereka adalah teman lama, antar karyawan begitu akrabnya.. (bahkan dengan atasan) seolah-olah mereka cuman teman dekat atau kakak-adik, dan saya yang tiba-tiba nongol di sana juga seolah-olah anggota keluarga perantau yang kembali ke rumah (wakakaka). Pokoknya iklimnya benar-benar subtropis, maknyus… everybody just feels like home. Sekitar setengah jam di sana, listrik mampous (acara nyoba software baru jadi pending deh), diganti dengan menyimak obrolan antar tim (sebenarnya meeting alias rapat, tapi lebih tepat disebut ngobrol dari hati ke hati jika dibandingkan dengan rapat versi saya). Dan saat yang dinanti… akhirnya datang juga… cicipisasi menu (dasar mafia snack, wakakaka). Selain roti prata, saya akhirnya mencoba kopi arabika Wamena (wong rumahnya di Papua kok ndak tau kopi sendiri). Awalnya pahitnya mirip tablet obat (penyesuaian lidah kayaknya), tapi berikut-berikutnya malah pahitnya jadi semacam penggelitik yang bikin pengen meneguk lagi, lagi, dan lagi (sayangnya tegukan pertama saat si kopi menjelang dingin, meskipun rasanya tetap maknyus..). Di sela-sela implementasi software baru – softare billing berbasis web – akhirnya barulah saya menemukan bug. Pada saat pengembangan dan ujicoba, cacat ini tidak terjadi (you would never know before you try your own trial). Yah, inilah kejadian lapangan yang bersikap jujur, error ya error, pengguna ya pengguna, wakakaka….. jangan terus melihat sesuatu dari sudut pandang sendiri deh.. anda akan menjadi berada di dalam tempurung, padahal dunia ini luas sekali (meskipun dogmanya world is flat, tapi dunia kita kaya sekali). Waktu cepat berlalu, terutama saat di Vito. Seharusnya saya sudah kembali ke markas sebelum jam 2, dan ternyata jarum pendek sudah menunjuk angka 3, (makin cepat waktu berlalu, makin cepat kita tuwir, weks… asalkan tuwir dengan hal-hal bermakna). Cabutz deh dengan oleh-oleh berupa kesan kopi Wamena yang nyelekit, segepok CD film (wakaka, thx mami Ina :p), dan tentunya keramahan si Tole, Wendul, Bang Widi, dan Andul . Kita ketemu lagi kapan-kapan, dan bersiaplah untuk menghadapi peristiwa perampokan makanan oleh saya :p:p:p

No comments:

عبد العزيز

Create your badge